Oh iya, hampir lupa, Saat itu merupakan jam istrahat bagi para siswa. Riska masuk ke kantin melalui jalur depan, jalur yang rawan kemacetan, jika dia mengambil jalur tol, maka dia tidak bisa membeli lagi minuman, disebabkan karena biaya tol yang cukup mahal. hehehe Seperti biasa, kantin sekolah selalu ramai pada jam-jam istrahat, dapat di ibaratkan seperti sarang orang busung lapar yang minta nunggu jatah makan. Gue pernah berpikir dalam hati ketika mau masuk ke kantin itu " Ini kantin atau klinik posyandu, semuanya berteriak minta makan, kadang-kadang sambil siku-menyiku". Itu hari gue pernah ngeliat mayat salah seorang siswa tergeletak tak berdaya di lantai. Nauzubillah. Jadi gue saranin, jangan gara-gara nasi sebungkus merusak fruit*min sebelanga. Oh salah, maksudnya jangan karena nila setitik merusak susu sebelanga,, yeee akhirnya benar. Tepuk tangan. Riska pun masuk ke dalam kantin dengan leher kering, lidah menjulur, kayak si d*ggy yang sedang kelaparan minta roti kepada majikan, tak lupa dengan suara gonggongannya yang khas “Guk,Guk,Guk”, Setelah itu baru ia masuk ke dalam kantin. Suasana pengap sekali saat itu didalam, kata pak guru Biologi gue, bahasa inggrisnya ‘pengap’ adalah “Kepanation”, betul gak yah,cari saja sendiri. Suara gemuruh siswa bermunculan, ada yang berteriak " Aw Aw Aw ", ada juga yang bilang " Wow Wow Wow ", dan ada juga yang berteriak " Nehi Nehi Rahul ", hehehe barangkali siswa yang satu ini sering nonton film India. Ibu kantin saat itu sudah bermandikan keringat, mungkin ada shower di atas atap, sementara sang Bapak kantin sedang tidur ngorok di samping tempat duduk istirnya yaitu Ibu kantin. Ini sebagai sosok panutan seorang Ayah, beliau gagal. Tetapi biarlah barangkali beliau sedang kecapean setelah mengangkat barang-barang dagangan dari Ibu kantin, Bravo Bapak Kantin. Sekarang biarlah beliau bermimpi indah. Kira-kira mimpi apa yah beliau, mudah-mudahan beliau jangan bermimpi bertemu dengan naga-naga yang berterbangan sambil mengeluarkan api menyala-nyala.

Telusur punya telusur, rupa-rupanya bau busuk itu bukanlah bau dari orang tadi, melainkan tokoh lain yang numpang eksis saja. Riska ingin mencari tahu, siapa sebenarnya pemilik bau khas yang harum tadi, Ia meninggalkan kantin secepat mungkin, tanpa memikirkan bahwa maksud dan tujuannya ke kantin adalah untuk mencari segelas minuman. Dia kecewa, ternyata di luar tidak ada siapapun, hanya bunyi angin sepoi-sepoi dan butiran dan dedaunan yang saling bergulungan. Ini kesannya sepi sekali yah. Setelah Rencana B gagal, akhirnya Riska kembali pada Rencana A yaitu mencari minuman dingin. Dengan wajah lesuh dan kepala menunduk, tak lupa menjulurkan lidah supaya kesan kehausannya lebih dramatis. Maka masuklah lagi Riska kedalam kantin. Saat itu jumlah siswa gizi buruk, sudah sedikit berkurang, barangkali semua sudah terlayani dengan baik oleh Ibu kantin, dengan memberikan vaksin-vaksin nasi bungkus. Kalau menurut saya, seharusnya Ibu Kantin ini turut di beri gelar Pahlawan Nasional, karena dia telah berhasil melawan para penjajah-penjajah kelaparan. Sementara itu, Bapak kantin sudah terbangun dari mimpi panjangnya, mungkin dia telah berhasil melawan naga-naga di dalam mimpinya itu.
Disisi lain, Riska sedang menuju ke arah kulkas yang berisikan dengan deretan minuman dingin nan sejuk, yang ternyata di dalam deretan itu berisi juga Fruit*min, yeee begitu senangnya hatiku ternyata Fruit*min masih masuk deretan 10 besar dalam kulkas itu. hehehehe Namun dengan sedikit kekecewaan, ternyata Riska hanya mengambil dua gelas 2 gelas Aq*a. Belum sempat ia membayar uang minuman itu, bel tanda masuk belajar pun berbunyi. Riska panik, sesegera mungkin ia membayar harga minuman itu, dan berlari keluar kantin dengan tergesah-gesah. Tiba-tiba ibu kantin berteriak, " Naaak ". " Ambil saja kembaliannya, Buu " jawab Riska dari luar kantin sambil berlari ringan. Rupanya maksud Ibu kantin bahwa uang Riska itu kurang, hehehe. Maka berhutanglah lagi Riska kepada Ibu kantin. Hal ini sudah sering ia lakukan, jika sedang terburu-buru, kalau begini terus, bisa-bisa kantin SMA Favorit ini akan segera gulung tikar.

Sedang asyik-asyiknya dipanah dengan senyuman gadis tanpa nama itu, sampai badan Riska berdarah-darah, Riska kembali mencium wangi harum yang sebelumya pernah ia cium di kantin. Rupanya bau tersebut adalah milik dari gadis yang ada di depan matanya. Riska kembali menghayal, kali ini khayalannya semakin tidak terkontrol saja. Ia seperti berada dalam padang pasir yang berisikan pohon-pohon yang sedang berbuah dan berbunga-bunga ( pertanyaannya : memangnya di padang pasir, tumbuhan bisa tumbuh juga yah? semakin aneh saja memang ). Di tengah khayalan tingkat tingginya, Riska terbangun dan melihat gadis tadi sudah tidak ada di depannya. Ia melihat sekeliling juga tidak ada, ternyata gadis tadi telah pergi entah kemana. Betapa kecewanya Riska akan hal itu. Tapi kekecewaanya telah terobati dengan telah ditemukannya siapa pemilik wangi harum yang khas itu. Riska pun kembali ke kelas dengan wajah sumringah (senyum lebar). Dan dia terus kepikiran dengan wajah sang gadis manis tadi.
Maka Riska merencanakan untuk mencari tahu siapa nama gadis itu.
Selesai
To be continued....
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !